Bagi mereka yang beriman, lidah yang dikurniakan oleh Allah itu tidak digunakan untuk berbicara sesuka hati dan sia-sia. Sebaliknya digunakan untuk mengeluarkan mutiara-mutiara yang berhikmah.
Oleh itu, DIAM adalah benteng bagi lidah manusia daripada mengucapkan perkataan yang sia-sia.
Hadis-hadis Rasullulah mengenai kelebihan diam yang bermaksud:
"Barangsiapa yang banyak perkataannya, nescaya banyaklah silapnya.Barangsiapa yang banyak silapnya, nescaya banyaklah dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, nescaya neraka lebih utama baginya".
(HR: Abu Naim)
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam".
(HR: Bukhari dan Muslim)
"Barangsiapa diam maka ia terlepas dari bahaya".
(HR: At-Tirmizi)
Dari Hind bin Abi Halab r.a ketika menceritakan peribadi Nabi SAW berkata bahawa Rasulullah SAW; (kerana umatnya) berterusan bersedih dan sentiasa berfikir, tidak langsung berasa tenang bila-bila masa pun. Baginda selalu diam dan tidak akan berbicara jika tidak perlu.
(HR Tirmizi)
Diam merupakan kemampuan menahan diri dari beberapa perkara seperti:
- Diam dari perkataan dusta
- Diam dari perkataan sia-sia
- Diam dari komentar spontan dan kasar
- Diam dari kata yang berlebihan
- Diam dari keluh kesah
- Diam dari niat riak dan ujub
- Diam dari kata yang menyakiti
- Diam dari berpura-pura tahu dan pintar
Hikmah DIAM
- Sebagai ibadah tanpa bersusah payah.
- Perhiasan tanpa berhias.
- Kehebatan tanpa kerajaan.
- Benteng tanpa pagar.
- Kekayaan tanpa meminta maaf kepada orang.
- Istirehat bagi kedua malaikat pencatat amal.
- Menutupi segala aib.
Kata Luqmanul Hakim kepada anaknya; Jikalau berkata-kata itu perak, maka diam itu adalah emas. Ibnu Mubarak berkata, jikalau berkata-kata pada taat Allah itu perak, maka diam daripada maksiat Allah itu adalah emas.
No comments:
Post a Comment